E-book Metode Riset Kualitatif

Buku ini tersusun atas empat bagian dengan 668 halaman. Silahkan anda klik untuk membaca selanjutnya....

Distributor Sparepart Handphone

Distributor Sparepart Handphone, Alat-alat Service Hanphone, Buku Manual Service, dsb. Dengan Harga Murah, Kulitas Terjamin, dan Layanan Prima.

Pembuatan dan Pembiakan EM4

Beberapa proses Pembiakan EM4 untuk pembuatan pupuk kompos/ bokhasi, maupun untuk pupuk daun pada tanaman pertanian.

E-book STATISTIKA Lengkap

Anda membutuhkan E-book Analisis Statistika TERLENGKAP, segera klik dan nikmati manfaatnya.

Rabu, 14 Januari 2009

Dosen UIJ Raih Doktor Di Usia Senja

Salah seorang perintis sekaligus dosen Universitas Islam Jember (UIJ), Drs. KH. Sahilun A. Nasir, Minggu lalu (12/10) berhasil meriah gelar doktor di Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Gelar tersebut diraih setelah, Pak Sahilun –sapaan akrabnya—berhasil mempertahankan disertasinya yang bertajuk “Syaykh Muhammad Nawawi Al-Bantani al-Jawi (Studi pemikiran Kalam Seorang Ulama Perintis”. Dalam acara yudisium yang digelar di aula Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel tersebut, tim penguji yang diketuai Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA., akhirnya memberikan nilai “sangat memuaskan” kepada Pak Sahilun. Dan iapun berhak memangku titel dokor di depan namanya.

Uniknya, Pak Sahilun meriah gelar itu dalam usia yang sudah senja, yaitu 67 tahun. Lelaki kelahiran Desa Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, 12 Pebruari 1941 itu, sudah pensiun dari semua kedinasan. Ia pernah menjabat Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel (kini STAIN) Jember dua periode. Ayah 3 anak ini, termasuk perintis berdirinya UIJ. Sejak 1984, Pak Sahilun telah bergabung dengan UIJ, dan sampai sekerang masih konsisten mengajar di perguruan tinggi milik NU Jember itu. “Saya tidak bisa meninggalkan UIJ. Saya mempunyai hubungan emosional dengan UIJ,” tukasnya seraya berharap agar UIJ dapat menajdi perguruan tinggi NU yang membanggakan warga NU.
Sejatinya, raihan gelar doktor Pak Sahilun, tak membawa efek apa-apa dalam karirnya selaku pendidik. Sebab, sejak pensiun dari PNS (2006), boleh dikata karirnya sudah tamat. Tapi Pak Sahilun memang type pendidik sejati, sehingga keinginanya untuk mencari ilmu tetap menggebu. Ia harus berjibaku dengan waktu dan kesibukan. Belum lagi, ketahanan fisiknya yang mengharusnya bolak balik Jember–Surabaya. “Nawaitu saya hanya satu; tholabul ‘Ilmi. Itu saja,” ujarnya.
Kendati mengurangi kesibukannya di dunia pendidikan, namun ia masih aktif memimpin MUI Kabupaten Jember sejak 2001 hingga sekarang. Pak Sahilun, sejak 2006 juga menjadi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama. Di luar itu, ia mengelola pesantren mahasiswa di rumahnya, kompleks pesantren “Al-Jauhar, Jl. Nias III/5 Tegalboto-Jember. Ok, selamat untuk sang pendidik sejati (ary).

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More