E-book Metode Riset Kualitatif

Buku ini tersusun atas empat bagian dengan 668 halaman. Silahkan anda klik untuk membaca selanjutnya....

Distributor Sparepart Handphone

Distributor Sparepart Handphone, Alat-alat Service Hanphone, Buku Manual Service, dsb. Dengan Harga Murah, Kulitas Terjamin, dan Layanan Prima.

Pembuatan dan Pembiakan EM4

Beberapa proses Pembiakan EM4 untuk pembuatan pupuk kompos/ bokhasi, maupun untuk pupuk daun pada tanaman pertanian.

E-book STATISTIKA Lengkap

Anda membutuhkan E-book Analisis Statistika TERLENGKAP, segera klik dan nikmati manfaatnya.

Jumat, 27 Mei 2011

Menulis Rumus Matematika di Blog ato Facebook

Beberapa hari ini kebingungan mau posting dengan rumus matematika, so akhirnya cari info ke mbah google. Dari beberapa info akhirnya dapat aku temukan gimana caranya nulis rumus di blog atau facebook dengan menggunakan text editor LATEX.

Latex merupakan salah satu text editor yang memberikan kemudahan dalam menulis rumus, terutama bagi kalangan matematika, program ini aq kenal sejak masih dibangku kuliah, dan dikenal kan oleh para dosen yang baru pulang studi dari luar negeri. Latex tampilan lebih menarik.

Untuk menulis rumus di blog biasanya kita pakai model image/ gambar, jadi ribet dengan banyak gambar. Salah satu alternatif adalah dengan menulis rumus di http://www.codecogs.com/latex/eqneditor.php dan kode htmlnya dicopykan ke editing html entry blog.

Contohnya :
  • saya ingin menulis persamaan : tan(x) = x^2 / cos(x)
  • maka tulisan di editornya adalah : tan(x)=\frac{x^2}{cos(x))}
  • hasil rumusnya adalah :
  • dengan kode html yang harus dipastekan ke editor html adalah :

Memang untuk awal kali agak ribet, tapi lama kelamaan insya allah gak sulit.

Smoga bermanfaat.

    Kamis, 26 Mei 2011

    DIAGRAM LINGKARAN

    Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran, lalu bagi – bagi menjadi beberapa sector. Tiap sector melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah kedalam derajat. Dianjurkan titik pembagian mulai dari titik tertinggi lingkaran. Diagram lingkaran ini sering digunakan untuk melukiskan data atribut.
    Contoh :


    BIAYA TIAP BULAN SMP AMBULU

    KEPERLUAN BIAYA

    POS
    PERSENTASE (%)
    A
    B
    C
    D
    E
    F
    28
    18
    14
    22
    10
    8
                       Catatan : Data karangan
    Terlebih dahulu tiap nilai data diubah kedalam derajat, sehingga diperoleh tabel berikut.

    BIAYA TIAP BULAN SMP AMBULU

    KEPERLUAN BIAYA

    POS
    PERSENTASE (%)
    DERAJAT
    A
    28
    (28/100) X 360 O = 100,8 O
    B
    18
    (18/100) X 360 O = 64,8 O
    C
    14
    (14/100) X 360 O = 50,4 O
    D
    22
    (22/100) X 360 O = 79,2 O
    E
    10
    (10/100) X 360 O = 36 O
    F
    8
    (8/100) X 360 O = 28,8 O




    DIAGRAM GARIS

    Diagram garis merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang serba terus atau berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah penduduk tiap tahun, dsb. Diagram garis juga memiliki sumbu datar dan sumbu tegak, dimana sumbu datar menyatakan waktu dan sumbu tegak menyatakan kuantum data.

    Contoh dibawah ini menyatakan penggunaan barang di sebuah perusahaan selama tahun 1971 – 1980 yang diagramnya tertera dalam gambar 2.6.
      

    PENGGUNAAN BARANG HABIS PAKAI DI PERUSAHAAN A
    (DALAM SATUAN)
    TAHUN 1971 – 1980


    TAHUN
    BARANG YANG DIGUNAKAN


    1971
    1972
    1973
    1974
    1975
    1976
    1977
    1978
    1979
    1980
    376
    524
    412
    310
    268
    476
    316
    556
    585
    434

         Catatan : Data karangan



    DIAGRAM BATANG

    Penyajian dalam bentuk gambar grafik atau diagram dapat lebih menjelaskan lagi persoalan secara visual. Diagram batang (histogram) adalah gambaran mengenai suatu distribusi frekuensi, dimana untuk setiap kelas dinyatakan dalam skala horizontal (datar) dan frekuensinya dalam skala vertical (tegak); atau sebaliknya. Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan dengan diagram batang. Jika diagram dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan atribut. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu tegak. Perhatikan contoh berikut.

    JUMLAH SISWA MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
    TINGKAT
    SEKOLAH
    JUMLAH SISWA
    JUMLAH
    LAKI – LAKI
    PEREMPUAN
    SD
    SMP
    ST
    SMA
    SMK
    875
    512
    347
    476
    316
    687
    507
    85
    342
    427
    1.562
    1.019
    432
    818
    743
    TOTAL
    2.526
    2.048
    4.574
         Catatan : Data karangan

    Kalau hanya diperhatikan jumlah siswa tanpa perincian jenis kelamin, diagramnya merupakan diagram batang tunggal, seperti Gambar 1.
    Letak batang yang satu dengan yang lainnya harus terpisah dan lebarnya digambarkan serasi dengan tempat diagram. Diatas batang boleh juga nilai kuantum data dituliskan.
    Gambar 1

    Mungkin juga diagram batang dibuat secara horizontal, lihat gambar 2.

    Gambar 2

    Jika jenis kelamin juga diperhatikan dan digambarkan diagramnya, maka didapat diagram batang dua komponen. Bentuk diagram vertical dan horisontalnya dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 berikut.

    Gambar 3


    Gambar 4

     Gambar 5

    TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

    Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas. Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan distribusi frekuensi numerical.

    Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut.


    HASIL PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005

    Macam Barang Dagangan
    Jumlah Penjualan (Ton)
    Kacang tanah
    Kedelai
    Jagung
    Beras
    20
    15
    35
    60
    Jumlah Total Penjualan
    130
    Catatan : data fiksi

    Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.


    DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU

    UMUR KARYAWAN
    (Tahun)
    JUMLAH KARYAWAN
    ( Orang )
    20 – 24.9
    25 – 29.9
    30 – 34.9
    35 – 39.9
    15
    16
    4
    5
    Jumlah
    40

    Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai berikut :
    1.     tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah kelas pertama;
    2.     tentukan interval kelas yang diinginkan dan tentukan jumlah kelas,
    3.     buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;
    4.     jumlah frekuensi pada masing – masing kelas.

    Contoh soal :          Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah.

    138
    164
    150
    132
    144
    125
    149
    157
    118
    124
    144
    152
    148
    136
    147
    140
    158
    146
    128
    135
    168
    165
    126
    154
    138
    118
    178
    163
    137
    143
    135
    140
    153
    135
    147
    142
    173
    146
    146
    150
    142
    150
    135
    156
    145
    145
    161
    128
    155
    162

    Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut.
    Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
    1.     Menentukan Range (R).
    Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
    Range (R)    =    Data terbesar – data terkecil
                  = 178 – 118
                  = 60
    2.     Menentukan Jumlah Kelas (k).
    Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.
    Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus :
    Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas (i).        ( 2.1 )

    Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,67  » 7 (dibulatkan).
    Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya sebagai berikut :
    Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n                              ( 2.2 )
    Dimana : n = jumlah data yang dimiliki
    Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :
    k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas
    Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9
    3.     Menentukan kelas.
    Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval – interval kelas sebagai berikut.
    Kelas I      = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :
    Kelas II     = dimulai dengan 127
    Kelas III    = dimulai dengan 136
    Kelas IV    = dimulai dengan 145
    Kelas V     = dimulai dengan 154
    Kelas VI    = dimulai dengan 163
    Kelas VII   = dimulai dengan 172
    4.     Menghitung Frekuensi Kelas.
    Frekuensi tiap – tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam masing – masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

    TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN
    50 PEGAWAI HONORER

    KELAS
    GAJI
    ( Dalam Ribuan )
    TALLY
    FREKUENSI
    I
    II
    III
    IV
    V
    VI
    VII
    118 – 126
    127 – 135
    136 – 144
    145 – 153
    154 – 162
    163 - 171
    172 - 180
    ////
    //// //
    //// //// /
    //// //// ////
    //// //
    ////
    //
    5
    7
    11
    14
    7
    4
    2

    TOTAL

    50
    Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi  terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif.

    TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,
    FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
    GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER

    KELAS
    GAJI
    (Ribuan )
    FREKUENSI
    FREKUENSI
    KUMULATIF
    FREKUENSI
    RELATIF
    ( % )
    FREKUENSI
    KUMULATIF
    RELATIF
    (%)
    I
    II
    III
    IV
    V
    VI
    VII
    118 – 126
    127 – 135
    136 – 144
    145 – 153
    154 – 162
    163 - 171
    172 - 180
    5
    7
    11
    14
    7
    4
    2
    0
    12
    23
    37
    44
    48
    50
    10
    14
    22
    24
    14
    8
    4
    0
    24
    46
    74
    88
    96
    100

    TOTAL
    50

    100


    TABEL KONTINGENSI

    Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat berikut ini.

    BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH AMBULU
    MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
    TAHUN 2006

                  Tingkat Sekolah

    JENIS KELAMIN
    SD
    SMP
    SMA
    JUMLAH
    Laki – laki
    4756
    2795
    1459
    9012
    Perempuan
    4032
    2116
    1256
    7404
    Jumlah
    8790
    4911
    2715
    16416
    Catatan : Data karangan

    Daftar kontingensi diatas adalah merupakan tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3 kolom.
    Model lain, misalnya tabel kontingensi 4 x 4, dapat dilihat pada tabel berikut.

    HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN FISIKA
    UNTUK 100 SISWA SMA

    NILAI
    MATEMATIKA
    NILAI
    STATISTIKA
    50 - 59
    60 - 69
    70 - 79
    80 - 89
    JUMLAH
    60 – 69
    12
    7
    10
    2
    31
    70 – 79
    8
    10
    5
    7
    30
    80 – 89
    10
    8
    3
    3
    24
    90 – 99
    5
    3
    12
    2
    22
    JUMLAH
    35
    28
    30
    14
    107
    Ctatatan : Data karangan

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More