Jumat, 06 Mei 2011

Teknologi EM4 bagi Pertanian


Aplikasi teknologi EM bidang pertanian dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Bokashi Padat
2. Bokashi Cair
3. EM Aktif
4. Fermentasi Ektrak Tanaman
5. Fermentasi Sari Buah
6. Fermentasi Kaldu Ikan
7. EM-5

1. Bokashi Padat
Merupakan pupuk organic yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organic, jerami, sekam, serbuk kayu, serasah dan lain – lain, dicampur ( dedak, disiram, dengan EM dan Molase, selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.

2. Bokashi Cair
Dibuat dari kencing hewan ( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampu dengan EM dan molase difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Enggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai pathogen secara efektif.

3. Fermentasi Ektrak Tanaman
Formula ini lebih dikenal dengan nama fermented plant ekstrak (FPE) FPE dapat dibuat dari campuran berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.

4. EM Aktif
Dibuat dari EM asli dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan kedalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah. Setiap hama biasanya peka terhadap ramuan tertentu. Meramu FPE merupakana seni tersendiri.. Banyak petani membuat ramuan sendiri untuk memberantas hamanya, tetapi Pak Oles telah membuat ramuan siap pakai yang diberi nama SAFERTO-5 ( Sari Fermentasi Tanaman Obat ) FPE disemprotkan pada tanaman secara berkesinambungan setiap 2 minggu. Karena pengaruh antioksidan dan bau yang khas, hama tidak kerasan dan pergi meninggalkan tanaman dengan tidak akan ada eksplosi dari hama.

5. Fermentasi Sari buah
Pada musim buah-buahan yang terbuang Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan diekstrak dan difermentasi dengan EM dan Molase. Produksi yang serupa namun bahannya dari rumput laut, telah dibuat oleh pak Oles dengan merek dagang SARULA-3. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.

6. Fermentasi Kaldu Ikan
Seperti halnya sari buah, kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1 bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alcohol. Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi pathogen.

7. EM-5
EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisidaorganik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi pathogen.

Berdasarkan jenis tanaman yang diusahakan serta type tanah, aplikasikan teknologi EM dibidang pertanian dibedakan dalam 3 cara :
  1. Aplikasi EM dilahan basah untuktanaman padi sawah
  2. Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman palawija, sayuran dan tanaman semusim
  3. Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman tahunan seperti buah-buahan, cengkeh, kopi, kakau dan lain-lain.

Aplikasi Teknologi EM untuk Tanaman Padi Sawah
Masalah yang sering dialami oleh para petani padi sawah saat ini antara lain :
  • Sering terjadi kelangkaan pupuk, dilain pihak pihak jadwal waktu pemupukan harus tepat.
  • Biaya produksi selalu mengalami peningkatan disebabkan karena jumlah dan jenis sarana produksi yang dipergunakan terus meningkat.
  • Meskipun penggunaan sarana produksi meningkat tidak diikuti oleh peningkatan produktifitas; produktivitas lahan sawah cenderung mengalami penurunan
  • Air irigasi semakin terbatas dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan, resiko kegagalan panen oleh iklim dan hama semakin besar.

Secara bertahap namun pasti teknologi EM mampu menjawab masalah dan tantangan tersebut diatas. Teknologi EM adalah teknologi biaya rendah karena menggunakan limbah daur ulang dari sisa-sisa pertanian itu sendiri. Teknologi EM mudah dilaksanakan, mudah diajarkan kepada para petani, tidak membahayakan bagi petani maupun konsumen. Produktivitasnya berkelanjutan (tidak mengalami penurunan) dan akrab lingkungan. Berkualitas tinggi tidak tercemar kimia dan memerlukan air irigasi relative lebih sedikit dibanding dengan teknologi konvensional. Semakin lama sumberdaya alam terutama tanah, air dan udara semakin kecil mengakibatkan derajat kesehatan umat manusia akan semakin membaik.

Langkah-langkah penerapan teknologi EM untuk padi sawah adalah sebagai berikut :

1.PersiapanLahan
Sehabis panen, jerami jangan dibakar tapi dibabat rata diatas tanah, hamparkan dipermukaan tanah, serasah, rerumputan dan kotoran hewan juga disebar secara merata, taburkan juga bokashi 2 ton per hektar, genangi dengan air yang diberi EM aktif sekurang-kurangnya 100 liter em aktif per hektar. Genangan ini dibiarkan sekitar 3-4 minggu.

2.Pengairan
Setiap 2 minggu tanaman perlu disemprot dengan em aktif atau FPE dengan konsentrasi 1 (satu) permil, sampai tanaman padi dipanen. Pada saat awal masih diperlukan pupuk urea dengan dosis 50% dari dosis anjuran mengingat lahan sawah sekarang sudah sangat miskin dengan unsur “N”. Apabila dicermati akan ditemukan hal-hal sebagai berikut :
  • Umur padi lebih panjang dari sebelumnya.
  • Pada saat panen daun bendera sebagian masih hijau.
  • Tanaman lebih tinggi dan jumlah anakan lebih banyak.
  • Prosentasi biji hampa menurun, berat gabah seragam dan lebih berat dari sebelumnya.
  • Semakin lama solum tanah semakin dalam, biota tanah seperti cacing, belut dan larva capung nampak lebih menonjol.
  • Produktivitas meningkat. Petani lebih bergairah.
__________________________________________________________________

Sumber : http://www.em4indonesia.com/aplikasi/aplikasi-em-pada-pertanian Share

Lisensi Creative Commons
Laskar Pelangi Blog oleh M. Yasin, S.Si., MM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada thelaskarpelangi.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar Tentang Berita yang Anda Inginkan. Trims

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More